Viyan__Princess Seo... pugisu poenyya

Demi Cinta dan Segala Bahagia yang dibuahkan cinta

Monday, May 21, 2012

Part One

Part 1
Ahhh,,,, sinar matahari dengan seenaknya menerobos retina mataku. Serentak kulirik jam tangan pemberian ayahku. Pantaslah arah jarum jam sudah menunjukan pukul 9 pagi. Hmm... aku ketiduran setelah shalat shubuh tadi.
“via...  udah bangun?” tanya salfa teman sekamarku.
“oh...  ya” kulirik dia juga baru terbangun. Hari ini senin pagi, jadwal kuliah yang agak siang membuat penghuni wisma SONEQUEEN bangun tidur lebih lambat dari biasanya. Ku beranjak dari ranjang kesayanganku menuju pintu yang terbuat dari kaca. Yah, keunikan dari wisma ini hampir semua ruangan terbuat dari kaca. Hanya bagian-bagian tertentu saja yang luput dari sentuhan kaca. Itulah yang membuat kami bersepuluh setia menempati wisma itu, meski terbilang cukup mahal, tapi kenyamanannya mampu membayar setimpal dari uang yang berhasil kami rogoh dari kantong orangtua.

Qu menyusuri pintu demi pintu sambil melihat pemandangan di luar yang jelas terlihat karena hanya dipisahkan oleh kaca. Langkahku terhenti dari pembantasan wisma minimalis ini dengan wisma sebelah. Dari awal dulu, memang agak mengherankan wisma ini nyaris tak ada pembatasnya. Tapi berhubung wisma itu kosong dan tak mengusik kenyamanan kami, maka kami tak menghiraukannya. Tiba-tiba ku teringat sesuatu. Lantas qu berteriak memanggil salfa.
“fa... hari ini bukankah ada petugas perbaikan wisma datang ya?” belum sempat salfa menjawab, tampak 2 mobil besar berhenti di wisma kami. Keluarlah sekitar 2 lusin crew perbaikan wisma. Wisma kami akan dirombak dan dipercantik lagi. Serentak seluruh penghuni wisma keluar semua. Menyambut kedatangan para crew itu. Crew-crew itu berjalan mengintari semua sudut di wisma. Ups... ternyata di wisma sebelah juga. Kuikuti salah seorang dari mereka yang berjalan menuju wisma kosong itu.
“permisi...” sapaku pada crew itu. Sosok itu menoleh. Oh.. ternyata sudah separo baya
“oh,, ” respon bapak itu, sedikit kaget.
“saya via pak, penghuni wisma SONEQUEEN” kataku sambil mengulurkan tangan. Bapak itu menjawab uluran tanganku tanpa menyebutkan namanya.
“selamat datang dan selamat bekerja pak” lanjutku
"hmmmzzz" jawabnya singkat.
"boleh kami ikut bapak melihat-lihat wisma ini?"
"ohh, silahkan.." jawabnya ringan diiringi dengan bunyi ringtone yang berasal dari ponselnya..
“ya halo... ryan, ya, sekarang,, ya.. siip, ok” tut. Telephone ditutup. Dia menoleh ke arahku.
“’via.. bisakah kamu kembali ke wismamu sekarang?” tanyanya. "ohh, tentu saja" jawabku sambil mengangguk..
lantas dia beranjak pergi meninggalkanku.
“HATI-HATI PAK.....” ucapku sedikit teriak. Dan dia dari kejauhan mengangkat tangannya, pertanda mengiyakan.
Aku melangkah berniat kembali ke wismaku, namun mataku tertarik kesebuah pintu. Tak tahu kenapa ku dekati pintu itu, oh, ternyata pintu keluar. Mataku tertuju ke satu arah, disitu kulihat ada setangkai anggrek bulan tertancap diantara pintu. Ku berlari menuju kesana. Tanpa ku sadari ku melewati sesuatu seperti pintu, mungkin memang pintu. Belum sempat ku rengkuh bunga itu, ada seorang pemuda memegang pundakku dari belakang, dan tiba-tiba tempatku berpijak bergoyang seperti ada gempa. Belum sempat ku berteiak, pemuda itu membungkam mulutku.
“Syyuuuuuuuttt” bisiknya. Setelah melihatku beberapa detik, dia mengalihkan pandangannya. Kuikuti arah matanya. Serentak ku terkejut. Kulihat pemandangan yang biasa kulihat dari jendela kamarku kini berada tepat dibawahku. Ternyata ku sedang naik sejenis mobil terbang atau ntah lah.. ku tak tahu namanya. Saat itu entah mengapa, aku merasa sangat nyaman.

Kutersentak ketika ku sadari ternyata tanganku sedang berpegang erat dengan pinggangnya. Segera kulepas pegangannku.
“maaf.....” kataku. Dia tak menjawab.
“apa kita sedang naik sejenis mobil terbang?” tanyaku. Dia tetap tidak menjawab.
“maaf, kalo aku mengganggu aktivitasmu.... tapi, setidaknya jawab aku. Dia menoleh dan menatap tajam diriku. Tanpa memberikan sedikit jawaban, dia kembali mengalihkan arah pandangannya. Sepertinya dia tak ingin melewatkan pemandangan dibawah sana yang begitu indah. Ku ikuti tingkahnya dengan berdecak kagum menganggumi keindahan pemandangan di bawah sana.

“hmmm... apakah kamu salah satu dari anggota crew tadi?” tanyaku. Lagi-lagi dia tak menjawab.
“lihat... kolam itu” matanya mengikuti arah tanganku menunjuk. “sepertinya air itu harus di ganti, sudah terlalu kotor” tambahku. Dan tetap tak ada respon darinya.
“huuuftt... apa dia bisu...” bisikku pada diri sendiri.kesal. akhirnya kupilih untuk ikut diam dan menikmati pemandangan dibawah sana.
“apa kamu siap?” tiba-tiba dia memberikan pertanyaanku padaku.
“heh, apa? Maksudnya?” tanyaku tak mengerti.
“berpeganganlah”jawabnya singkat.
“memangnya kena...” belum sempat kulanjutkan pertanyaanku. Tiba-tiba mobil terbang ini mendarat turun seakan terjatuh dari atas dan dengan kecepatan yang lebih dari sebelumnya. Aku tersentak dan langsung memegang pinggangnya lagi. Tiba-tiba arah mobil terbang ini menjadi tak menentu, melayang-layang seperti tergantung dengan hembusan angin. rasa takut menjalari urat syarafku.
“’tak usah ditahan, kalau ingin memelukku, aku tak keberatan” katanya tanpa ada ekspresi.
“enak sajja... “ aku kesal dan kulepas peganganku dengan sedikit gengsi. Bersamaan dengan terlepasnya peganganku, mobil terbang ini tepat mendarat dengan tidak sempurna dan hampir membuatku terpental. Namun pemuda itu dengan sigap menarik pinggangku dan menyelamatku. Mobil terbang berhasil mendarat tepat didepan pintu samping wismaku. Dia keluar dari mobil terbang tanpa mengajakkku.
“besarin tu gengsi!!” ujarnya sambil meranjak meninggalkanku yang masih terbengong. Kulihat punggungnya dari belakang. ‘Indah’ bisikku dalam hati.

***************************************
Uuuppss.... ampe sini dulu ahh ceritanya, besok law dah dapet wangsit lagi baru diterusin... hehe :)

2 comments:

  1. hahahha....:D lucu.lucu.lucu....
    jngan sampai ujungnya kyak film sak wayah-wayah yaaa... lanjutkan via...^^

    ReplyDelete